KEWAJIBAN
UKTI TERHADAP ANAKNYA
Anak adalah amanah yang
Allah pikulkan di pundak orang tua. Dalam Al Qur’an, anak disebut sebagai “batu
ujian” bagi orang tua. Hadirnya anak akan menguji seseorang, apakah seseorang
itu benar-benar memahami amanah ini atau tidak (QS. Al Anfal : 28).
Kewajiban yang harus
dipenuhi oleh Orang tua terhadap anak yang dilahirkannya sesuai dengan ajaran
Islam antara lain:
1. Bersyukur atas Kehadiran Anak
Bersyukurlah atas
kehadiran seorang anak karena ia adalah anugerah dan nikmat dari Allah. Allah
sangat menghargai wanita yang hamil sehingga jika karena suatu hal seorang ibu
Muslimah yang melahirkan meninggal dunia karenanya, maka ada jaminan masuk
syurga. Ini bentuk penghormatan dari Allah SWT padanya.
Rasulullah SAW bersabda,
Syuhada
ada tujuh macam selain yang terbunuh di jalan Allah… dan perempuan yang mati
karena melahirkan (HR. Malik)
Menggugurkan kandungan
(aborsi) tatkala ruh telah ditiupkan ke janin tanpa alasan syar’I termasuk
kategori pembunuhan yang dosanya besar. Berbeda halnya dengan pertimbangan atau
pengaturan ihwal kelahiran anak karena pertimbangan financial orang tua. Di
kalangan para sahabat dahulu, ada kebiasaan praktik ‘AZL yakni mencabut penis ketika akan ejakulasi sehingga
cairan sperma tidak masuk. Dan ini tidak dilarang oleh Allah SWT.
Dalam istilah
kedokteran dikenal dengan sebutan Kontrasepsi
yakni pencegahan kehamilan. Kontrasepsi ada yang bersifat permanen seperti Vasektomi dan Tubektomi. Vasektomi
ialah kontrasepsi pada laki-laki berupa pemotongan saluran sperma sehingga sel
sperma tidak bisa keluar bersama cairan mani pada saat ejakulasi. Sedangkan
Tubektomi merupakan kontrasepsi pada perempuan berupa pemotongan saluran telur
sehingga sel telur (ovum) mati dan tidak bertemu sperma. Selain itu, ada pula Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
yakni suatu alat yang dipasang dalam rahim untuk membunuh sperma yang masuk
bahkan dapat menghancurkan zigot. Adapun kontrasepsi yang bersifat
non-permanent seperti penggunaan pil dan
suntik yang lebih bersifat hormonal.
Adapun cara yang
bersifat mekanis dan alami adalah dengan menggunakan kondom, praktik ‘azl dan system kalender (melakukan jimak pada
hari-hari tidak subur). Ketiga cara ini adalah cara-cara yang aman dan tidak
bertentangan dengan syariat.
- Melakukan Hal-Hal yang Masyaru’ Pasca Kelahirannya
Ada 5 hal yang harus
dilakukan dalam pekan pertama yaitu :
a)
Azan di telinga kanan begitu bayi keluar
dari perut ibunya
b)
Iqamah diperdengarkan di telinga kiri
setelah azan
c)
Tahnik yaitu mengoleskan kurma yang
telah dilumat dalam mulut ke dalam rongga mulut bayi. Materi yang paling baik
adalah kurma atau madu, jika pun tidak ada dapat dilakukan dengan sesuatu yang
manis dan orang yang mentahniknya adalah orang yang sholeh sehingga diharapkan
si bayi dapat ketularan sholehnya.
d)
Aqiqah yaitu menyembelih kambing sebagai
ungkapan rasa syukur, lalu dagingnya dibagi-bagikan kepada tetangga. Hal ini
dilakukan pada pecan I,II atau III. Setelah itu dilakukan pencukuran rambut dan
pemberian nama.
e)
Pemberian nama
Rasulullah SAW bersabda
ketika bertanya kepada seorang ayah tentang nama anaknya dan dijawab bahwa
namanya “Aziz”
“Janganlah
kau beri nama Aziz, akan tetapi namailah Abdurrahman. Kemudian beliau bersabda,
Sebaik-baik nama adalah Abdullah,
Abdurrahman dan Harits (HR. Ahmad).
Dalam hal ini “Aziz”
tidak diperbolehkan karena termasuk salah satu nama Allah, untuk diperbolehkan
maka harus ditambahkan menjadi Abdul Aziz.
f)
Khitan. Khitan sebaiknya dilakukan
sebelum sang anak menginjak usia baligh.
Rasulullah SAW
bersabda,
“Perbuatan
fitrah ada lima : khitan, mencukur rambut kemaluan, memotong kumis, memotong
kuku dan mencabut buku ketiak” (HR. Bukhari).
- Menyusui Hingga Genap Dua Tahun
Allah SWT berfirman,
Para
ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan… (QS. Al Baqarah :233)
- Mendidik dengan Didikan yang Baik
Orang yang paling bertanggung jawab atas pendidikan
seorang anak sebelum siapa pun adalah orang tuanya. Adapun materi yang perlu
dididikkan kepada seorang anak antara lain:
- Pendidikan spiritual
Pendidikan spiritual
(tarbiyah ruhiyah) adalah pendidikan yang menyentuh hati dan ruhani. Pendidikan
akidah adalah mentauhidkan Allah SWT dan tidak menjadikan selain Nya sebagai
tandingan (QS. Lukman:13). Pendidikan ibadah meliputi pendidikan untuk
menjalani ibadah seperti shalat, puasa, berdoa, dsb.
- Pendidikan Intelektual(tarbiyah tsaqafiyah)
- Pendidikan Perasaan (tarbiyah ‘athifiyah)
- Pendidikan Moral (tarbiyah khuluqiyah)
- Pendidikan Kesehatan dan Kebersihan
- Pendidikan Kedisiplinan dan Kemandirian
Beberapa
bentuk pendidikan yang harus diperhatikan seorang ibu agar mendapatkan hasil
yang optimal antara lain:
1)
Pendidikan dengan Keteladanan.
Sebelum dengan
pengarahan maka anak belajar dari orang tuanya dengan melihat perbuatan yang dilakukan
dan mendengar kata-kata yang diucapkan.
2)
Pendidikan dengan Pembiasaan
Karakter bukanlah suatu
anugerah yang diperoleh dari langit, namun ia produk dari suatu proses. Aisyah
menceritakan ada seorang Sahabat yang bertanya kepada Rasulullah SAW,’ amalan
apakah yang dicintai Allah?” Rasulullah SAW menjawab…
…
“Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus
meskipun sedikit” (HR. Bukhari)
3)
Pendidikan dengan Perhatian
4)
Pendidikan dengan Hadiah dan Hukuman
5)
Pendidikan dengan Doa
SUMBER : Takariawan C, dkk.2011. Keakhwatan 1. Surakarta : PT. ERA ADICITRA INTERMEDIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar